+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
22 Maret 2024 | 18:24:38 WIB


Juga Untuk Periode Berikut


Ditulis Oleh : Eddy Nurtjahya

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya “Untuk Periode Berikut” yang tersedia di website kampus di awal bulan Februari 2024.

Penghargaan


Salah satu tujuan menampilkan bukti penghargaan bagi umum adalah upaya menunjukkan penghargaan kepada seseorang, atau sekelompok orang, atau badan usaha, atau institusi atas jasa, prestasi, atau bantuan moril atau materiil yang diberikannya.  Tujuan yang tidak kalah penting adalah memotivasi, mendorong orang, atau sekelompok orang, atau badan usaha, atau institusi untuk meneladan, memberikan hal yang sama di waktu kemudian. Dengan ini, manfaat bagi masyarakat umum penerima bantuan menjadi lebih besar, dan menjadi lebih luas pula dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat umum tersebut. Aspek lain adalah menjadi salah satu promosi bagi institusi penerima, jika penghargaan itu menempel pada prestasi pegawai dari sebuah institusi pendidikan atau institusi penelitian, atau kepada institusi itu sendiri. Di kampus misalnya, promosi itu menjadi salah satu upaya bagi calon mahasiswa untuk masuk, dan calon dosen dan tenaga kependidikan untuk melamar masuk kerja di kampus tersebut. 


Praktik semacam ini banyak dijumpai di negara lain dan di negara kita. Yang paling mudah adalah pelekatan nama pada nama jalan dengan berbagai kelas jalannya, nama bandara, nama rumah sakit, nama jembatan, nama stadion, nama gelanggang olah raga, nama taman kota, nama museum, dan lain-lain. Di negara lain, lebih detail penghargaan juga diperlihatkan pada nama sebuah bangku di sebuah taman, nama sebuah pojok taman, dan potongan batu blok pada trotoar. Pada sepenggal trotoar, begitu banyak nama, baik perseorangan, atau kelompok, atau menunjuk nama organisasi, yang tercetak atau terukir di beberapa blok batu penyusun trotoar (Gambar 1).

Gambar 1 Ukiran nama di trotoar (dok. pribadi)

Di lingkungan kampus, mulai nama tokoh yang berjasa, dengan berbagai jasa yang diberikan, disematkan pada nama bangunan seperti gedung rektorat, gedung kuliah, gedung dosen dan tenaga kependidikan, perpustakaan, toko buku, klinik kesehatan, nama ruang, nama jalan, nama jembatan, nama taman, dan masih banyak lagi (Gambar 2 )

Gambar 2 Tempelan nama di batu dan kursi taman (dok. pribadi)

Di negara tetangga dan di bidang hiburan dikenal sebuah trotoar dengan apa yang disebut sebagai Hall of Fame. Sebuah contoh lain adalah nama gedung dan dengan segala fasilitasnya dinamakan Gedung Musik Mrs. Anu karena Ibu Anu memberikan sumbangan sebuah gedung beserta fasilitasnya. Ada lagi College Bisnis yang dinamai dengan nama Mr. Anu karena pemberian bangunan beserta fasilitasnya oleh Bapak Anu. 


Di dalam kampus atau di dalam institusi penelitian, penghargaan ditunjukkan dengan menempelkan duplikat paten di dinding sekitar Laboratorium atau Bengkel yang terkait. Di dinding sekitar kantor atau ruang laboratorium, sudah biasa kita melihat tempelan halaman pertama artikel ilmiah (Gambar 3). Karena keterbatasan ruang pajang, penempelan artikel itu menganut periode tempel, bisa per kwartal, per semester, atau per tahun jika memungkinkan. Artikel ilmiah tersebut selain menunjukkan kemampuan sivitas akademika meneliti dan hasil penelitian diakui di jurnal berkualitas, sekaligus menunjukkan kemampuan peralatan laboratorium sebuah institusi dalam mendukung suatu kegiatan ilmiah. 
 

Gambar 3 Paten dan publikasi di jurnal ilmiah (dok. pribadi)

Prestasi sivitas akademika, khususnya mahasiswa, juga memperoleh perhatian yang sama oleh kampus. Ada beberapa contoh, nama klub suatu cabang olah raga, nama pelatih suatu cabang olah raga yang karena prestasi dalam melatih diabadikan dalam bentuk patung di gedung kantor suatu cabang olah raga. Berbagai prestasi mahasiswa di bidang akademik dan ekstra kurikuler ditampilkan dalam bentuk lempengan dengan terukir detail bidang jasa, waktu, dan penyumbang jasanya (Gambar 4). Di kampus kita, banyak contoh dapat diambil: pemenang kejuaraan lomba olah raga, lomba desain dan prototip, lomba seni, lomba kegiatan akademik seperti penelitian dan penulisan karya ilmiah ditampilkan di laman kampus, ucapan di spanduk, dan berbagai media sosial.

Gambar 4 Bentuk penghargaan prestasi ekstra kurikuler dan akademik mahasiswa (dok. pribadi)

Sudah barang tentu, aspek integritas seseorang perlu diperhatikan saat penentuan pemakaian nama yang bersangkutan untuk diabadikan di sebuah tempat. Ada pembatasan-pembatasan yang perlu dilakukan karena disadari bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna. Misal bantuan baik dalam bentuk kontan maupun barang dari seseorang yang dipercaya berasal dari aktivitas yang legal, seyogyanya menjadi pertimbangan positif. Begitu juga sebaliknya, jika suatu karya ilmiah yang kemudian diketahui berasal dari kegiatan yang tidak terpuji, maka karya ilmiah yang sempat digunakan untuk riwayat hidup seseorang dapat dibatalkan dan kadang kala ditambah dengan konsekuensi lain bagi orang yang bersangkutan. 

Toga: disain dan penyediaanya

Disain dan Cual
Disain baju secara umum sama di berbagai kampus di negara kita. Membalut dari leher ke kaki. Beberapa perbedaan kecil muncul. Ada sebagian kampus, tidak banyak jumlahnya, memiliki disain topi yang berbeda. Kesamaan disain di banyak kampus adalah ornamen yang menunjukkan strata pendidikan akademik mahasiswa dan dosennya. Demikian juga warna-warni ornamen tertentu yang menunjukkan kesamaan keilmuan misalnya Departemen, Program Studi, atau Jurusan, atau juga unit yang lebih besar yakni Fakultas. Yang lebih umum warna menunjukkan kesamaan (spesifikasi) bidang ilmunya.


Seiring dengan diperlukannya identifikasi nama Program Studi, nama Departemen, nama Jurusan, dan nama Fakultas untuk menyesuaikan dengan pasar, warna ornament akan lebih pas jika menunjukkan identitas ilmu. Gabungan program studi, atau jurusan, atau departemen bisa berubah seturut jaman. Ilmu eksakta sains bisa digabung dengan ilmu eksakta terapan. Ilmu eksata sains bisa digabung dengan ilmu sosial, dan masih banyak varian yang lain. Motivasinya adalah penyesuaian jaman dan mengacu kepada pasar. Ada beberapa warna di negara kita yang sudah lama menunjuk pada ilmu tertentu. Namun dengan semakin banyaknya nama program studi, dan varian nama program studi yang lebih khusus dalam ilmu yang dikembangkan, tentu gabungan warna semakin kompleks. Pasti ada jalan.


Menengok disain baju khususnya, ada sedikit perbedaan antara praktik di hampir semua kampus di negara kita dengan sebagian negara tetangga.  Secara umum baju toga memiliki resleting di bagian depan. Di beberapa kampus, tinggi baju toga diatur harus melewati tempurung kaki dan di atas mata kaki (Gambar 5). Diduga, ketentuan itu lebih untuk memberikan keleluasaan bergerak, terutama berjalan. 
 

Gambar 5 Penampakan baju toga depan dan belakang (dok. Alita)

Di banyak kampus di negara tetangga, kelengkapan baju wisuda dilengkapi beberapa asesoris lain seperti hood atau semacam penutup walau tidak untuk menutup kepala, stole atau semacam selendang dan chord atau semacam untaian tali (Gambar 6; 7). Bentuk hood ini yang tampaknya dimodifikasi di banyak kampus di negara kita.

Gambar 6 Kelengkapan pakaian wisuda sebuah kampus di negara lain
Keterangan: Gambar hood menghadap belakang, panjang hood tergantung strata, berurutan dari yang pendek ke yang lebih panjang adalah bachelor, master, dan doctor. Warna di sini menunjukkan warna universitas. Strip berjumlah tiga di masing-masing lengan menunjukkan strata pendidikan (sumber: internet)
 

Gambar 7 Foto di acara wisuda dari dua kampus negara lain
Keterangan: stole atau graduation sash digunakan di beberapa kampus di negara lain untuk menunjukkan prestasi atau keikutsertaan dalam organisasi mahasiswa ekstrakurikuler. Sepasang chord atau rumbai memiliki berbagai fungsi. Di bidang akademik berarti sebutan kelulusan: sepasang tali berarti lulus cum laude, dua pasang berarti magna cum laude, dan tiga pasang berarti summa cum laude. Namun di beberapa kampus, asesoris ini  juga bisa digunakan untuk menunjukkan keterlibatan wisudawan di suatu organisasi kemahasiswaan ekstrakurikuler (sumber: internet)
 

Beberapa praktik sedikit universitas negara tetangga memiliki disain yang memberikan ruang bagi calon wisudawan atau wisudawan, dan pendidik untuk menunjukkan busana yang dikenakan (Gambar 8). Panjang resleting karenanya dapat diatur untuk menampilkan busana yang dikenakan di balik toga, dengan tetap mengikuti aturan umum tinggi toga lewat tempurung kaki, dan di atas mata kaki.

Gambar 8 Foto di acara wisuda dari dua kampus negara lain
Keterangan: baju toga dibiarkan tidak terkancing, dan hood terlihat di beberapa orang dalam gambar. (sumber dari internet)
 

Sekiranya suatu saat dapat dipertimbangkan untuk didiskusikan, aspek busana lokal baik busana daerah asal calon wisudawan, atau pendidik, atau busana nasional yang dikenakan dengan berbagai modelnya dapat menjadi salah satu aspek materi diskusi. Keragaman busana daerah, sekiranya itu yang menjadi pilihan calon wisudawan, akan menambah keragaman tampilan sejalan dengan semakin banyaknya asal provinsi mahasiswa di kampus kita. Saat ini 22 provinsi dari 38 provinsi yang ada. Keberadaan institusi di provinsi ini, maka ada tambahan bahan diskusi ke depan, jika motif cual Bangka Belitung dapat ditampilkan di sebagian ornamen, sekurang-kurangnya pada baju wisuda. Sekalipun kecil dalam arti luasan kainnya. Ada beberapa kampus di dalam negeri yang telah memasukkan batik dalam disain baju toganya. Ada yang dijahitkan di ujung lengan baju dengan warna yang tampaknya mencirikan suatu program studi tertentu.


Penyediaanya
Berbagai kampus di dalam negeri menerapkan berbagai macam pilihan. Sebagian besar menerapkan paket wisuda yang meliputi baju dan toga, dan konsumsi untuk tiga orang. Di dalam kampus yang sama, ada sedikit perbedaan biaya di antara program studi, dan strata pendidikan. Ada sedikit kampus yang tidak menarik biaya wisuda. Biaya wisuda sudah termasuk dalam biaya kuliah. Sebagian besar kampus menerapkan paket wisuda yang berbayar. Di satu kampus di negara tetangga, menerapkan sewa baju wisuda berbayar, termasuk konsumsi ringan untuk pendamping wisudawan, dengan masa pinjam dibatasi sekian jam saja. 
 

Khusus untuk baju dan toga, sebagian besar kampus menarik biaya untuk sewa atau beli. Kampus swasta membutuhkan biaya yang lebih besar dari orang tua / wali dari calon wisudawannya. Khusus terkait toga – baju, topi, dan perlengkapan lain – ada kampus yang memberi pilihan beli atau sewa berbayar. Beberapa kampus negeri tidak menarik biaya karena sudah termasuk dalam biaya kuliah, ada yang masih mengutip biaya (Tabel 1).
 

Tabel 1. Biaya toga di beberapa kampus

Keterangan: dari wawancara dengan berbagai sumber

Kapal, Nahkoda, dan Kelasi
Tahun-tahun padat agenda seusai penetapan kapal swasta menjadi kapal negeri di tahun 2006. Upaya penegerian kapal dibantu dengan sumbangan pikiran dan tenaga dari pimpinan universitas saat itu bersama tim tujuh yang andal mendampinginya, dan dibantu oleh pemerintah daerah kabupaten dan provinsi, hingga triwulan pertama tahun 2009 telah terlaksana penyerahan aset kapal swasta ke pemerintah pusat. Penyerahan aset sebagai salah satu tonggak penting dalam proses penegerian. Dedikasi para pimpinan kapal, tim tujuh, dan pimpinan daerah membuahkan hasil dengan penerbitan surat keputusan presiden di triwulan akhir tahun berikutnya.
 

Dalam masa-masa menjelang dan seusai penegerian, pimpinan kapal terus menyemangati kesiapan pegawai untuk membantu bekerja di kapal yang bakal dan sudah negeri. Dalam beberapa kali kesempatan, termasuk rapat, pimpinan memberikan ilustrasi pentingnya kesiapan pegawai dengan ungkapan Kapal yang negeri, Nahkoda yang negeri, maka Kelasi pun juga negeri. Kesiapan kelasi yang juga diartikan janji institusi kapal. Nahkoda, Kapal, dan Kelasi satu wawasan. 


2012
Gagasan pimpinan kemudian diwujudkan dengan untuk pertama kalinya kapal melakukan rekrutmen kelasi negeri, dengan pengumuman secara terbuka. Suatu upaya yang sungguh diapresiasi, akhir 2010 kapal menjadi kapal negeri, tahun 2012 mulai pengadaan kelasi negeri yang pertama. Setelah melalui serangkaian proses pengadaan kelasi, akhir triwulan 2012, calon kelasi negeri terseleksi. Sejumlah 21 kelasi pendidik terseleksi, dan tahun pertama ini, kelasi tenaga kependidikan belum diseleksi. Sekitar 80% kelasi terseleksi berasal dari kapal kampus ini. Pada tahun berikut ada penundaan dari pusat, dan kembali di tahun selanjutnya ada seleksi kelasi negeri untuk kelasi pendidik dan kelasi tenaga kependidikan. Disyukuri, bahwa pada angkatan pengadaan kedua ini, jumlah kelasi negeri lebih banyak diperoleh. Ucapan selamat kepada kelasi negeri Angkatan kedua ini yang berpeluang memperoleh penghargaan pengabdian sepuluh tahun pada semester pertama tahun ini dari pemerintah.
 

Pada proses pengadaan kelasi negeri yang pertama itu, nahkoda negeri mendayagunakan sumberdaya kapal yang ada. Kala itu di kapal negeri, nahkoda negeri dan satu wakil nahkoda negeri membina dan mengarahkan anak buah kapal (ABK) untuk mempersiapkan, dan melaksanakan proses pengadaan kelasi negeri. ABK yang memenuhi persyaratan umur yakni belum berusia 35 tahun sampai akhir tahun 2012, berkesempatan melamar. Terbuka untuk umum. Disyukuri proses berjalan lancar, terutama kerja keras di bagian kepegawaian saat itu. 
 

Patut dicatat bahwa tidak ada keluhan dari pusat bahwa pelaksana proses tersebut adalah ABK, baik kelasi pendidik maupun tenaga kependidikan yang semua belum negeri. Mengumumkan, menerima berkas, memproses berkas lamaran dan proses administrasi, memfasilitasi proses pelaksanaan, mempersiapkan dan menghadirkan tim psikolog dari instansi yang dipercaya, menerima dokumen tertutup hasil tes dan hasil wawancara psikologi, dan menyerahkan dokumen tertutup tsb. ke rapat kenahkodaan, mempersiapkan berkas penilaian wawancara, dan mewawancara calon kelasi negeri, dan berujung pada pelaporan hasil pengadaan ke pusat. Situasi memang demikian saat itu, dua sampai tiga pimpinan negeri tidak mungkin menangani proses yang panjang, kebutuhan tenaga yang besar, dan dengan kurun waktu yang terbatas. Pada pengadaan-pengadaan selanjutnya, berangsur semakin banyak dan semakin banyak lagi kelasi negeri mulai dilibatkan dalam pengadaan. 
 

Paragraf di atas menggambarkan situasi alamiah organisasi, baru berdiri dengan sejumlah kendala, sedang berkembang dengan kompleksitas kendala yang lain, berkembang dengan kompleksitas kendala yang lain dan bertambah, dan semakin pesat berkembang dengan segala kendala seperti saat ini kita rasakan. Kondisi seperti proses suksesi tumbuhan dan ekosistem di alam. 


Perintis
Hanya jenis perintis atau pionir yang mampu tumbuh dan tumbuh subur di lingkungan yang memiliki tingkat kesuburan rendah. Seleksi alam. Lingkungan suboptimal itu bisa digambarkan dengan lingkungan tanah yang miskin hara, lingkungan biotik yang miskin keanekaragaman hayatinya, dan lingkungan klimat yang tidak mendukung, seperti temperatur udara relatif tinggi, temperatur tanah relatif tinggi, kelembaban udara yang relatif rendah, curah hujan rendah, intensitas cahaya tinggi, dan angin yang kadang kencang atau sangat kencang (Gambar 9). Dengan proses kehidupan pionir di lingkungan tersebut, perlahan-lahan lingkungan tanah, lingkungan klimat, dan keanekaragaman hayati berangsur membaik. 
 

Gambar 9 Perintis di tambang platinum (dok. Pribadi)

 

Pionir pada kurun waktu selanjutnya dan terbatas, jenis tumbuhan tersebut berfungsi sebagai tumbuhan perawat (nurse tree). Merawat beberapa jenis tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang, sementara lingkungan fisik dan kimia tanah, lingkungan biotik, dan lingkungan mikroklimat yang ditimbulkan oleh kehidupan jenis tumbuhan yang dirawatnya membuat lingkungan tidak sesuai bagi jenis pionir yang merawatnya. Akibatnya jenis pionir berangsur tidak adaptif dan mati. Alamiah. Terjadi perubahan kualitas dan kuantitas jenis tumbuhan, famili atau suku tumbuhan, jumlah individu tumbuhan, perubahan sifat fisika dan kimia tanah, serta beberapa jenis populasi mikroba, seturut perubahan waktu. Potret perubahan seturut waktu di lahan bekas tambang timah di Bangka dapat dilihat di link berikut https://doi.org/10.3767/000651909X475491


Dan kemiripan proses antara kejadian di alam dan perjalanan sebuah kampus negeri dapat dibaca di link berikut. https://www.ubb.ac.id/index.php?page=artikel_ubb&&id=640

Tahun 2012 juga berarti tahun dimana kelasi dengan umur sudah 35 tahun tahun dan lewat tersebut, tidak lagi berkesempatan mengikuti seleksi mulai tahun tersebut dan seterusnya. Ada satu kekecualian jika ada rekomendasi institusi yang menguatkan bahwa kelasi tertentu telah mengabdi sekian tahun sebagai kelasi tetap di kapal institusinya, sebelum seleksi di kapal yang sudah negeri tersebut. Di tahun-tahun kemudian, kelasi yang lewat umur ini hampir semua dapat masuk seleksi kelasi kontrak negeri. Setiap panca tahun, kecuali kelasi yang akan mencapai usia 65 di akhir kontraknya. Dan ada pula penggolongan kelasi, baik kelasi pendidik maupun kelasi tenaga kependidikan, yang tidak masuk ke dalam kelompok kelasi kontrak negeri karena tahun masuk kerjanya lebih baru dari kelompok kelasi yang akhirnya dikontrak negeri. Menunggu lowongan untuk menjadi kelasi kontrak negeri selanjutnya.


Ayo sekolah
Bersamaan dengan upaya memulai dan memacu seleksi kelasi negeri, peningkatan strata pendidikan sebagian kelasi pun dilakukan secara terstruktur dan berulang-ulang. Hasilnya ada. Strata dua banyak diraih pada kurun 2009 – 2013 oleh sekitar 50-an kelasi kapal, dengan puncak tertinggi lulus tahun 2012, baik menempuh di dalam dan luar negeri. Ada sekitar 6 kelasi yang mencapai strata tiga pada kurun waktu 2012-2016. Sebagian dari kelasi ini berhasil mengikuti seleksi kelasi negeri karena usia memungkinkan. 


Masih teringat seloroh pimpinan kala itu untuk menyemangati dan menentramkan kelasi, terutama untuk segera meraih strata dua. Kurang lebih seperti ini, “ayo sekolah, jangan khawatir, kepergian kelasi akan diisi sementara oleh pendidik esema”. Seloroh ini juga mengintip hampir keadaan serupa di suatu kurun waktu yang berbeda, di sebuah kapal negeri di Jawa Barat. Beberapa kelasi yang telah memiliki strata tiga dengan lapang dada tinggal di kampus, bekerja lebih banyak, jaga gawang, dan memberi kesempatan bagi kelasi yang muda yang belum memperoleh strata yang diharapkan untuk belajar lagi, baik di dalam dan terutama di negeri seberang. Tapi terbukti seloroh itu manjur. Terutama pada periode sebelum penegerian, kebutuhan kelasi diisi oleh tenaga paruh waktu, dari berbagai sumber, dinas daerah di beberapa matakuliah penunjang studi, dan beberapa guru esema, terutama di matakuliah dasar umum. Bagaimana pun sumbangsih kelasi pendidik dinas dan esema sangat berarti saat kebutuhan kelasi kapal saat itu masih kurang sebagian kelasi kapal sedang mengikuti pendidikan terutama strata dua.


Kapal negeri, nahkoda negeri, kelasi negeri, kelasi kontrak negeri, dan kelasi (saja). Berlayarlah jauh, aman dan bahagia dituju.



UBB Perspectives

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota

Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !